Hymen inferforata
Himen adalah suatu membran tipis
tidak utuh yang melingkari orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa
lubang yang memungkinkan keluarnya aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran
lubang himen bervariasi, tetapi umumnya robek pada waktu koitus pertama. Himen
yang “intak” danggap suatu tanda keperawanan, tetapi ini tidak dapat diandalkan
karena beberapa kasus koitus tidak berhasil menimbulkan robekan dan pada orang
lain himen dapat robek akibat manipulasi digital.(Manuaba,Ida Bagus Gde.1998.Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC)
Gambar Hymen Imperforata.
Hymen Imperforata ialah selaput dara
yang tidak menunjukan lubang (Hiatus Himenalis) sama sekali, suatu kelainan
yang ringan dan yang cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini
tidak dikenal sebelum menarche. Sesudah itu molimina menstrualia dialami tiap
bulan, tetapi darah haid tidak keluar. Darah itu terkumpul di dalam vagina dan
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar (Hematokolpos).
Bila keadaan ini dibiarkan, maka
uterus akan terisi juga dengan darah haid dan akan membesar (Hematometra). (Prawirohardjo,
Sarwono. Ilmu Kandungan. 2005. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.)
B.
Penyebab
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital
tetapi dapat juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya
terjadi cedera atau infeksi. Secara embriologi, hymen merupakan sambungan
antara bulbus sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa
yang tipis. Hymen berasal dari endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan
berasal dari duktus mullerian. Hymen mengalami perforasi selama masa embrional
untuk mempertahankan hubungan antara lumen vagina dan vestibulum. Hymen
merupakan lipatan membrane irregular dengan berbagai jenis ketebalan yang
menutupi sebagian orifisium vagina, terletak mulai dari dinding bawah uretra
sampai ke fossa navikularis.
Hymen
Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari membrane urogenital
dan terjadi ketika mesoderm dari primitive streak yang abnormal terbagi menjadi
bagian urogenital dari membran cloacal. Hymen Imperforata tanpa mukokolpos yang
berasal dari jaringan fibrous dan jaringan lunak antara labium minora sulit
dibedakan dengan tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karena
kegagalan perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk dan
lubang vagina hanya berupa lekukan kloaka.
C.
Gejala
Klinis
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche,
setelah itu akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid),
yang dialami setiap bulan.Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus
atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila
diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik, serta
dilakukan hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang
merupakan kumpulan dari sekresi serviks.
Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun,
dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi
dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di vagina belum
menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.
Hymen Buldging
Darah yang terkumpul di dalam vagina
(hematokolpos) menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen
buldging) akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada
pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak
keluar.
Hematometra dan Hematokolpos dengan
ultrasonografi
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut
maka darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis,
sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri(Hematometra).
Tekanan intra uterin mengakibatkan
darah dari kavum uteri juga dapat memasuki tubafallopi dan menyebabkan
hemotosalfing karena terbentuknya adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung
tuba, sehingga darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum
peritoneum membentuk hematoperitoneum.
Gejala yang paling sering terjadi
akibat over distensi vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri
pelvis dan sakit di punggung bagian belakang. Gangguan buang air kecil terjadi
karena penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan menghambat pengosongan
kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik bersamaan dengan gangguan air
kecil menimbulkan disuria, urgensi, inkontinensia overflow, selain itu juga
dapat disertai penekanan pada rectum yang menimbulkan gangguan defekasi.
Gejala teraba massa di daerah supra
pubik karena terjadinya pembesaran uterus, hematometra, distensi kandung kemih,
hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis.
D.
Penanganan
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu
dilakukan pemeriksaan darah rutin, dan urinalisa.
Pemeriksaan
Imaging
Ø Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen
serta MRI Abdominal dan pelvis dapatmemberikan gambaran imaging untuk
uterovaginal anomali.
Ø Dengan USG dapat segera didiagnosis
hematokolpos atau hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography
dalam membantu delineating complex anatomy.Apabila
dengan USG tidak jelas, diperlukan pemeriksaan MRI.
Ø USG dan MRI sebagai pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui apakah ada kongenital anomali traktus urinaria yang
menyertai.
Tindakan Pembedahan
Apabila hymen imperforata dijumpai
sebelum pubertas, membran hymen dilakukaninsisi/ hymenotomi dengan cara
sederhana dengan melakukan insisi silang (gambar 1)atau dilakukan pada posisi
2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam disebut insisi stellate.
Pendapat lain mengatakan, bila
dijumpai hymen imperforata pada anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala,
maka keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas,
dengan demikian dapat diketahui apakah yang terjadi hymen imperforata atau
aplasia vagina.
Pada insisi silang tidak dilakukan
eksisi membrane hymen, sementara pada insisistellate setelah insisi dilakukan
eksisi pada kuadran hymen dan pinggir mukosa hymendi aproksimasi dengan jahitan
mempergunakan benang
delayed-absorbable. Tindakan insisi
saja tanpa disertai eksisi dapat mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali
dan obstruksi membrane hymen terjadi kembali.
Untuk mencegah terjadinya jaringan
parut dan stenosis yang mengakibatkan dispareunia, eksisi jaringan jangan
dilakukan terlalu dekat dengan mukosa vagina.Setelah dilakukan insisi akan
keluar darah berwarna merah tua kehitaman yang kental.Sebaiknya posisi pasien
dibaringkan dengan posisi fowler. Selama 2-3 hari darah tetap akan mengalir,
disertai dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain itu, pemberian antibiotik
profilaksis juga diperlukan.
Evaluasi vagina dan uterus perlu
dilakukan sampai 4-6 minggu paska pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu
dilakukan pemeriksaan inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase
uterus berjalan dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen
intrauterine jangan dipergunakan karena bahaya perforasi dapat terjadi akibat
peregangan uterus yang berlebihan.
0 komentar:
Posting Komentar